BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, teknologi kini telah merembes dalam kehidupan seperti dalam bidang sosial maupun alam ( fisika, biologi, kimia dan ilmu-ilmu yang saling berkaitan ). Kebanyakan manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat manusia.
Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan IPTEK harus didasarkan terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata. Begitu juga diharapkan SDM nya bisa lebih baik lagi, apabila banyak kemudahan yang kita dapatkan. Namun, berbanding tebalik dengan realita yang ada karena semakin canggih perkembangan teknologi, telah membuat masyarakat menjadi malas yang disebabkan oleh kemudahan-kemudahanyang ada tersebut.
Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali, namun pelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata. Masih banyak masyarakat kurang mampu yang putus harapannya untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi tersebut. Hal ini dikarenakan tingginya biaya pendidikan yang harus mereka tanggung. Maka dari itu pemerintah, perlu menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan SDM yang ada.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan dan pengembangan IPTEK di Indonesia serta apakah peranan IPTEK ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dapat meningkatan kualitas SDM?
2. Apakah dampak dari teknologi terhadap kehidupan manusia?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui peranan IPTEK dalam meningkatkan kualitas SDM?
2. Untuk mengetahui dampak dari IPTEK terhadap kehidupan manusia?
BAB II
ISI
A. Pelaksanaan dan Pengembangan IPTEK di Indonesia
Peradaban bangsa dan masyarakat dunia di masa depan sudah dipahami dan disadari akan berhadapan dengan situasi serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, seperti : cloning, cosmology, cryonics, cyberneties, exobiology, genetic, engineering, dan nanotechnology. Cabang-cabang IPTEK itu telah memunculkan berbagai perkembangan yang sangat cepat dengan implikasi yang menguntungkan bagi manusia atau sebaliknya.
Untuk mendayagunakan IPTEK diperlukan nilai-nilai luhur agar dapat dipertanggungjawabkan. Rumusan nilai luhur pembangunan IPTEK nasional, adalah :
1. Penerapan IPTEK harus dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral, lingkungan, finansial, bahkan dampak politis.
2. Pembangunan IPTEK memberikan solusi strategis dan jangka panjang, tetapi taktis dimasa kini, tidak bersifat sektoral dan tidak hanya memberi implikasi terbatas.
3. Berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya untuk memproduksi inovasi baru dalam upaya inovatif untuk meningkatkan produktifitas.
4. Keseluruhan tahapan pembangunan IPTEK dari fase inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, implikasi pada bangsa harus baik, yang terbaik atau berusaha menuju yang terbaik.
B. Dampak Dari Iptek Terhadap Kehidupan Manusia
Perkembangan dunia IPTEK yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Pengembangan IPTEK dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja IPTEK sebagi liberator yang akan membebaskan mereka dari kesulitan-kesulitas hidup. IPTEK diyakini akan memberi umat manusia solusi dibidang kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas.
Dalam peradaban modern, terlalu sering manusia terhenyak oleh kenikmatan teknologi. Kalaupun tekonologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab teknologi hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja teknologi tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu teknologi tidak pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
1. Dampak Terhadap Pencapain Kemakmuran dan Kemudahan Hidup Manusia
Dampak Positif
Perkembangan IPA dapat membawa manusia ke arah pencapaian kemakmuran dan kemajuan, baik di bidang sandang, pangan, perumahan, kesehatan dan sebagainya.
Kemajuan dalam teknik kimia akan membawa pengaruh besar dalam proses produksi, beberapa bahan mentah yang terkandung di bumi ini. Di bidang teknologi pertanian, nuklir, mesin dan sebagainya akan melahirkan teknologi inkonvensional. Di bidang pengairan, pembangunan jalan, pelistrikan akan memudahkan dan memperlancar hubungan dagang. Pendirian pabrik-pabrik baru akan berdampak pada kebutuhan tenaga kerja sehingga memperluas lapangan kerja dan akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dampak Negatif
a. Banyak pabrik jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Gas-gas buangan seperti CO2 akan menimbulkan efek “Rumah Kaca”, perubahan iklim, hujan asam dan penipisan lapisan Ozone. Menipisnya lapisan ozon akan menyebabkan meningkatnya semua jenis kanker kulit dan katarak.
b. Kemajuan di bidang nuklir banyak dimanfaatkan oleh Negara-negara adi kuasa untuk menciptakan senjata-senjata nuklir untuk memusnahkan sesama manusia.
c. Kemakmuran dan kemudahan yang dicapai manusia akan menimbulkan adanya berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang salah.
2. Dampak Terhadap Pendayagunaan SDA Hayati dan Non Hayati
Dampak Positif :
Tumbuh-tumbuhan maupun binatang yang ada di bumi ini jika dimanfaatkan sebaik-baiknya, ditingkatkan nilainya akan menghasilkan manfaat yang lebih besar dan hal itu dapat dicapai dengan menggunakan teknologi mutakhir.
Selain sumber daya bersifat hayati, perlu dimanfaatkan pula sumber-sumber daya non hayati seperti batu bara, minyak bumi, air, bahkan zat-zat radioaktif. Tenaga yang berasal dari nuklir merupakan sumber daya yang aman untuk tenaga listrik. Di samping untuk pembangkit listrik, bahan radioaktif dalam hal ini radiasinya juga dipergunakan untuk pengawetan makanan, pengobatan dan menciptakan varietas tanaman baru.
Dampak negatif :
a. Timbulnya pabrik-pabrik pengolah bahan industri akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut,
b. Ditemukannya bahan-bahan tambahan pada makanan akan menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya, misalnya penggunaan zat warna tidak pada tempatnya aka menimbulkan penyakit kanker.
c. Ditemukannya zat-zat pembasmi jasad pengganggu tanaman (pestisida). Pestisida berdasarkan sasarannya dapat digolongkan menjadi :
Insektisida : berguna untuk membasmi serangga
Rodentisida : untuk membunuh binatang pengerat
Larvasida : racun untuk membasmi larva
Herbisida : untuk memusnahkan rumput yang tidak diinginkan
Fungisida : untuk membunuh lumut, jamur
Obat-obatan tersebut memang bermanfaat dan menguntungkan namun juga merugikan, baik petani maupun konsumen. Karena kecerobohan dalam pemakaian zat pembasmi tersebut akan menyebabkan tercemarnya tanaman-tanaman, karena kurangnya pengetahuan dari petani tersebut.
3. Dampak Terhadap Transportasi dan Komunikasi
Dampak Positif :
a. Di bidang komunikasi kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet. Kita juga dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone.
b. Dengan adanya kendaraan-kendaraan yang dihasilkan oleh teknologi, maka masalah transportasi dan komunikasi bukan merupakan suatu hambatan untuk mencapai kemajuan.
c. Pembangunan jalan-jalan laying di darat, jembatan gantung dan sebagainya dapat mengatasi kesulitan transportasi, mencegah kemacetan, memperlancar hubngan antar daerah.
Dampak negatif :
a. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu.
b. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan/mobil yang menggunakan bahan bakar yang mengandung karbon akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar karbon mono oksida pada konsentrasi yang membahayakan.
c. Adanya pesawat dengan kecepatan tinggi akan menimbulkan kebisingan suara di udara yang bisa mengganggu pendengaran manusia.
d. Adanya tangki minyak yang bocor di laut akan menyebabkan terjadinya pencemaran di lautan yang akan berpengaruh terhadap kehidupan ikan-ikan di lautan yang dikonsumsi oleh manusia.
e. Adanya kemudahan untuk menikmati siaran televisi dari Negara lain dapat menimbulkan dampak negatif di kalangan remaja.
4. Dampak Pembangunan Terhadap Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perkehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya yang meliputi :
a. Lingkungan alam fisik (non hayati/abiotik) seperti air, udara, tanah, sinar matahari, suhu, dll.
b. Lingkungan alam abiotik (hayati) seperti manusia, tumbuhan, hewa, jamur, bakteri.
c. Lingkungan buatan seperti waduk, bendungan, tambak, kolam, hutan, dll.
d. Lingkungan sosial yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Dampak pembangunan
Pembangunan adalah proses perubahan terus menerus, yang merupakan kemajuan dan perbaikan mengarah pada suatu tujuan yang ingin dicapai. Adapun hakekat pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, yang tujuan jangka panjangnya dititik beratkan pada pembangunan ekonomi dengan sasaran utama mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan industry, serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat.
Dampak positif dari pembangunan yang berupa manfaat yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Selain itu ada pula dampak negatif yang ditimbulkan oleh pembangunan adalah dampak pada iklim, kebisingan, kualitas udara, hidrologi, tanah, ekosistem perairan, flora dan fauna, sosial ekonomi, sosial budaya dan dampak pada kesehatan. Dampak negatif ini akan menurunkan kualitas lingkungan apabila faktor pelestarian lingkungan diabaikan.
Penurunan kualitas lingkungan
Penyebab menurunnya kualitas lingkungan secara global adalah teknologi yang mencemari dan yang mendorong konsumsi mewah serta limbah yang dihasilkan keduanya. Penyebab lain adalah kekurang tepatan kebijakan, kemiskinan, serta masalah kerawanan keamanan dan ketrentaman sosial.
Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup telah menimbulkan berbagai masalah berikut :
a. Mutasi gen
Dengan perkembangan teknologi telah banyak digunakan teknik radiasi seperti untuk keperluan kedokteran, energi nuklir, pertanian, percobaan persenjataan, dan bidang-bidang lainnya. Berbagai radiasi dan bahan kimia itu bersifat karsinogenetik, teratogenetik, mutagenetik, maupun penurunan daya tahan tubuh. Akibat yang berdampak menurut seperti mutasi gen, akan menurunkan daya tahan tubuh generasi muda yang diperoleh secara alami. Oleh karena itu semakin lama eksistensi manusia makin hanya dapat diperhankan dengan dukungan teknologi yang makin lama makin dituntut kecanggihannya, yang dengan sendirinya juga dengan biaya yang semakin mahal.
b. Dampak rumah kaca
Dari berbagai kegiatan manusia terutama dalam penggunaan energi fosil (minyak bumi, batubara) telah terjadi kenaikan gas terutama gas karbon dioksida ( CO2), dapat menyebabkan dampak rumah kaca karena dapat memanaskan atmosfer bumi. Gas CO2 di atmosfer berperan sebagai kaca di rumah kaca yang menghalangi pantulan sinar matahari dari bumi, sinar pantulan bergelombang panjang sehingga mempunyai dampak kepanasan. Kenaikan gas rumah kaca ini juga dapat disebabkan oleh pembalakan hutan. Akibat dari dampat rumah kaca ini kecuali kenaikan suhu atmosfer bumi, juga perubahan iklim pada umumnya.
c. Hujan asam
Industri-industri terutama pengecoran logam, penggunaan bahan bakar fosil dan yang membuang limbah gas, akan melepaskan gas seperti SO2, NOx, dan CO2 yang dengan uap air akan bereaksi membentuk asam-asam yang kemudian turun bersama-sama dengan air hujan, sehingga air hujan mengandung asam berturut-turut asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3) dan asam karbonat (H2CO3) sehingga dikenal dengan hujan asam. Bila air hujan dengan pH di bawah 5,6 dapat merusak hutan dan perkebunan, mengkaratkan benda logam, merusak berbagai bangunan dari marmer, tegel, dan beton pada umumnya.
d. Lubang lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) di atmosfer yang menyelimuti bumi pada ketinggian ±30 km di atas bumi, berfungsi menahan 99% dari radiasi sinar ultra violet dari matahari yang berbahaya bagi kehidupan. Lapisan ozon ini mengalami kerusakan dan timbul lubang-lubang yang disebabkan oleh berbagai bahan kimia seperti halon (untuk pemadam kebakaran), CFC (Chloro Fluro Carbon) yang digunakan sebagai aerosol (gas penyemprot minyak wangi, hair spray, dll). Oleh sinar ultra violet gas-gas itu diuraikan menjadi khlor (Cl) dan monoksida khlor (ClO) yang menjadi katalisator pecahnya ozon menjadi oksigen (O2) . Setiap unsure Cl akan dapat mengakibatkan pecahnya 100.000 molekul O3. Lubang ozon ini terdapat di atas Antariksa dan Kutub Utara. Melalui lubang-lubang lapisan ozon ini sinar ultra violet akan menembus sampai ke bumi. Apabila terjadi penyerapan sinar ultra violet oleh kulit akan terjadi kanker kulit, kerusakan mata (katarak), serta akan terjadi gangguan pada rantai makanan baik di laut maupun di daratan.
e. Pencemaran air
Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Air adalah benda alam yang mutlak diperlukan bagi makhluk hidup seperti untuk minum, cuci, mandi, pertanian, perikanan, transportasi, dll. Pencemaran air ditandai oleh berubahnya warna air menjadi coklat atau hitam dan berbau busuk. Hal ini tidak mustahil karena berbagai air limbah industri yang saat ini belum diolah secara baik dibuang langsung ke sungai, yang pada gilirannya akan mencemari juga air tanah.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
1. Dengan memperhatikan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatn dan penguasaan teknologi mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Visi dan Misi IPTEK dirumuskan sebagai panduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya IPTEK yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
2. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kehidupan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.
B. Saran
Untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, maka kami berharap bahwa pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi Internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
http://dirimu.files.wordpress.com/2010/03/ilmu-budaya-dasar.pdf
JS Sukardjo, dkk. 2005.Ilmu kealaman dasar.Surakarta:UNS Press
makalah psikologi pendidikan tentang PAUD dan mengoptimalkan peran ibu dalam minat anak
Diposting oleh
nouphi sendirii
di
10.49
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang sangat penting dan kritis dalam hal tumbuh kembang fisik, mental, dan psikososial, yang berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagian besar menentukan hari depan anak. Kelainan atau penyimpangan apapun apabila tidak diintervensi secara dini dengan baik pada saatnya, dan tidak terdeteksi secara nyata mendapatkan perawatan yang bersifat purna yaitu promotif, preventif, dan rehabilitatif akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Sunarwati, 2007).
Pemerintah telah menunjukkan kemauan politiknya dalam membangunan sumber daya manusia sejak dini. Seperti disampaikan Ibu Megawati (wakil presiden pada saat itu) saat membuka Konferensi Pusat I Masa Bakti VII Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia. Beliau menegaskan pentingnya pendidikan anak usia dini dalam konsep pembinaan dan pengembangan anak dihubungkan pembentukan karakter manusia seutuhnya. Lebih jauh lagi beliau menyatakan sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan bagi anak di usia dini merupakan basis penentu pembentukan karakter manusia Indonesia di dalam kehidupan berbangsa.
Pernyataan ini menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting bagi kelangsungan bangsa, dan perlu menjadi perhatian serius dari pemerintah. Pendidikan anak usia dini merupakan strategi pembangunan sumber daya manusia harus dipandang sebagai titik sentral mengingat pembentukan karakter bangsa dan kehandalan SDM ditentukan bagaimana penanaman sejak anak usia dini. Pentingnya pendidikan pada masa ini sehingga sering disebut dengan masa usia emas (the golden age).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pendidikan Anak Usia Dini
a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
b. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
c. Perkembangan Anak Usia Dini
d. Peran orang tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini
e. Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini
2. Mengoptimalkan peran ibu dalam minat anak
a. Antara bakat dan minat
b. Mengembangkan bakat dan minat anak
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Anak Usia Dini beserta pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dalam membangun masa depan bangsa dan bagaimana peranan orang tua mengenai hal tersebut.
2. Untuk mengetahui seberapa besar peran ibu dalam mengoptimalkan minat anak agar dapat mengembangkan potensinya sedini mungkin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Saat ini bidang ilmu pendidikan, psikologi, kedokteran, psikiatri, berkembang dengan sangat pesat. Keadaan itu telah membuka wawasan baru terhadap pemahaman mengenai anak dan mengubah cara perawatan dan pendidikan anak. Setiap anak mempunyai banyak bentuk kecerdasan (Multiple Intelligences) yang menurut Howard Gardner terdapat delapan domain kecerdasan atau intelegensi yang dimiliki semua orang, termasuk anak. Kedelapan domain itu yaitu inteligensi music, kinestetik tubuh, logika matematik, linguistik (verbal), spasial, naturalis, interpersonal dan intrapersonal.
Multiple Intelligences ini perlu digali dan ditumbuh kembangkan dengan cara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan secara optimal potensi-potensi yang dimiliki atas upayanya sendiri (Tientje, 2000).
2. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dalam Membangun Masa Depan Bangsa
Kondisi SDM Indonesia berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh PERC (Political and Economic Risk Consultancy) pada bulan Maret 2002 menunjukkan kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-12, terbawah di kawasan ASEAN yaitu setingkat di bawah Vietnam. Rendahnya kualitas hasil pendidikan ini berdampak terhadap rendahnya kualtias sumber daya manusia Indonesia.
Dalam kondisi seperti ini tentunya sulit bagi bangsa Indonesia untuk mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Pembangunan sumber daya manusia yang dilaksanakan di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan sebagainya, dimulai dengan pengembangan anak usia dini yang mencakup perawatan, pengasuhan dan pendidikan sebagai program utuh dan dilaksanakan secara terpadu. Pemahaman pentingnya pengembangan anak usia dini sebagai langkah dasar bagi pengembangan sumber daya manusia juga telah dilakukan oleh bangsa-bangsa ASEAN lainnya seperti Thailand, Singapura, termasuk negara industry Korea Selatan. Bahkan pelayanan pendidikan anak usia dini di Singapura tergolong paling maju apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Di Indonesia pelaksanaan PAUD masih terkesan ekslusif dan baru menjangkau sebagian kecil masyarakat. Meskipun berbagai program perawatan dan pendidikan bagi anak usia dini usia (0-6 tahun) telah dilaksanakan di Indonesia sejak lama, namun hingga tahun 2000 menunjukkan anak usia 0-6 tahun yang memperoleh layanan perawatan dan pendidikan masih rendah. Data tahun 2001 menunjukkan bahwa dari sekitar 26,2 juta anak usia 0-6 tahun yang telah memperoleh layanan pendidikan dini melalui berbagai program baru sekitar 4,5 juta anak (17%). Kontribusi tertinggi melalui Bina Keluarga Balita (9,5%), Taman Kanak-kanak (6,1%), Raudhatul Atfal (1,5%). Sedangkan melalui penitipan anak dan kelompok bermain kontribusinya masing-masing sangat kecil yaitu sekitar 1% dan 0,24%.
Masih rendahnya layanan pendidikan dan perawatan bagi anak usia dini saat ini antara lain disebabkan masih terbatasnya jumlah lembaga yang memberikan layanan pendidikan dini jika dibanding dengan jumlah anak usia 0-6 tahun yang seharusnya memperoleh layanan tersebut. Berbagai program yang ada baik langsung (melalui Bina Keluarga Balita dan Posyandu) yang telah ditempuh selama ini ternyata belum memberikan layanan secara utuh, belum bersinergi dan belum terintegrasi pelayanannya antara aspek pendidikan, kesehatan dan gizi. Padahal ketiga aspek tersebut sangat menentukan tingkat intelektualitas, kecerdasan dan tumbuh kembang anak.
Pentingnya pendidikan anak usia dini telah menjadi perhatian dunia internasional. Dalam pertemuan Forum Pendidikan Dunia tahun 2000 di Dakar Senegal menghasilkan enam kesepakatan sebagai kerangka aksi pendidikan untuk semua dan salah satu butirnya adalah memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung, Indonesia sebagai salah satu anggota forum tersebut terikat untuk melaksanakan komitmen ini.
Perhatian dunia internasional terhadap urgensi pendidikan anak usia dini diperkuat oleh berbagai penelitian terbaru tentang otak. Pada saat bayi dilahirkan ia sudah dibekali Tuhan dengan struktur otak yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya setelah di luar kandungan. Bayi yang baru lahir memiliki lebih dari 100 milyar neuron dan sekitar satu trilyun sel glia yang berfungsi sebagai perekat serta synap (cabang-cabang neuron) yang akan membentuk bertrilyun-trilyun sambungan antar neuron yang jumlahnya melebihi kebutuhan. Synap ini akan bekerja sampai usia 5-6 tahun. Banyaknya jumlah sambungan tersebut mempengaruhi pembentukan kemampuan otak sepanjang hidupnya. Pertumbuhan jumlah jaringan otak dipengaruhi oleh pengalaman yang didapat anak pada awal-awal tahun kehidupannya, terutama pengalaman yang menyenangkan. Pada fase perkembangan ini akan memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, matematika, keterampilan berpikir, dan pembentukan stabilitas emosional.
Ada empat pertimbangan pokok pentingnya pendidikan anak usia dini, yaitu: (1) menyiapkan tenaga manusia yang berkualitas, (2) mendorong percepatan perputaran ekonomi dan rendahnya biaya sosial karena tingginya produktivitas kerja dan daya tahan, (3) meningkatkan pemerataan dalam kehidupan masyarakat, (4) menolong para orang tua dan anak-anak.
Pendidikan anak usia dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini.
3. Perkembangan Anak Usia Dini
Sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa memberikan pendidikan anak usia dini cukup dilakukan oleh orang dewasa yang tidak memerlukan pengetahuan tentang PAUD. Selain itu juga mereka menganggap PAUD tidak memerlukan profesionalisme. Pandangan tersebut adalah keliru.
Jika PAUD ingin dilakukan di rumah oleh ibu-ibu sendiri, maka ibu-ibu itu perlu belajar dan menambah pengetahuan tentang proses pembelajaran anak, misalnya dengan membaca buku, mengikuti ceramah atau seminar tentang PAUD. Kenyataannya semakin banyak ibu-ibu bekerja di luar rumah, oleh karena itu haruslah orang yang menggantikan peran ibu tersebut memahami proses tumbuh kembang anak.
Pembelajaran pada anak usia dini adalah proses pembelajaran yang dilakukan melalui bermain. Ada lima karakteristik bermain yang esensial dalam hubungan dengan PAUD (Hughes, 1999), yaitu: meningkatkan motivasi, pilihan bebas (sendiri tanpa paksaan), non linier, menyenangkan dan pelaku terlibat secara aktif.
Bila salah satu kriteria bermain tidak terpenuhi misalnya guru mendominasi kelas dengan membuatkan contoh dan diberikan kepada anak maka proses belajar mengajar bukan lagi melalui bermain. Proses belajar mengajar seperti itu membuat guru tidak sensitif terhadap tingkat kesulitan yang dialami masing-masing anak.
Ketidaksensitifan orangtua terhadap kesulitan anak bisa juga terjadi, alasan utama yang dikemukakan biasanya karena kurangnya waktu karena orangtua bekerja di luar rumah.
Memahami perkembangan anak dapat dilakukan melalui interaksi dan interdependensi antara orangtua dan guru yang terus dilakukan agar penggalian potensi kecerdasan anak dapat optimal. Interaksi dilakukan dengan cara guru dan orangtua memahami perkembangan anak dan kemampuan dasar minimal yang perlu dimiliki anak, yaitu musikal, kinestetik tubuh, logika matematika, linguistik, spasial, interpersonal dan intrapersonal, karena pada umumnya semua orang punya tujuh intelegensi itu, tentu bervariasi tingkat skalanya.
4. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Anak adalah perwujudan cinta kasih orang dewasa yang siap atau tidak untuk menjadi orang tua. Memiliki anak, siap atau tidak, mengubah banyak hal dalam kehidupan, dan pada akhirnya mau atau tidak kita dituntut untuk siap menjadi orang tua yang harus dapat mempersiapkan anak-anak kita agar dapat menjalankan kehidupan masa depan mereka dengan baik.
Mengenal, mengetahui, memahami dunia anak memang bukan sesuatu yang mudah. Dunia yang penuh warna-warni, dunia yang segalanya indah, mudah, ceria, penuh cinta, penuh keajaiban dan penuh kejutan. Dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap anak anak namun dalam kepemilikanya banyak bergantung pada peranan orang tua.
Para ahli sependapat bahwa peranan orang tua begitu besar dalam membantu anak-anak agar siap memasuki gerbang kehidupan mereka. Ini berarti bahwa jika berbicara tentang gerbang kehidupan mereka, maka akan membicarakan prospek kehidupan mereka 20-25 tahun mendatang. Pada tahun itulah mereka memasuki kehidupan yang sesungguhnya. Masuk ke dalam kemandirian penuh, masuk ke dalam dunia mereka yang independen yang sudah seharusnya terlepas penuh dari orang tua dimana keputusan-keputusan hidup mereka sudah harus dapat dilakukan sendiri. Disinilah peranan orang tua sudah sangat berkurang dan sebagai orang tua, pada saat itu kita hanya dapat melihat buah hasil didikan kita sekarang, tanpa dapat melakukan perubahan apapun.
Mengapa orang tua perlu meningkatkan intelektualitas anak demi mempersiapkan mereka masuk sekolah? Jawabannya, sekolah saat ini meminta persyaratan yang cukup tinggi dari kualitas seorang siswa. Masih didapat siswa yang masuk SD sudah diperkenalkan dengan berbagai macam pelajaran dan ilmu sejak dini. Anak-anak sudah harus memiliki kreativitas yang tinggi sejak kecil. Oleh sebab itu, anak-anak yang memiliki intelektualitas yang tinggi akan lebih mudah menerima dengan baik semua yang diajarkan. Mereka akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, lebih mudah beradaptasi, lebih mudah menerima hal-hal yang baru, atau intelektualitas anak bisa dikembangkan jauh sebelum mereka masuk ke sekolah. Kondisi seperti itulah yang menempatkan orang tua sebagai guru pertama dan utama bagi anak-anaknya dalam program pendidikan informal yang terjadi di lingkungan keluarga.
5. Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini
Memasuki abad XXI dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Pertama, sebagai akibat dari multi krisis yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian system pendidikan nasional, sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keragaman potensi, kebutuhan daerah, peserta didik, dan mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.
Permasalahannya adalah ketidaksiapan bangsa Indonesia menghadapi ketiga tantangan di atas, disebabkan rendahnya mutu sumber daya manusianya. Untuk menghadapi tantangan itu, diperlukan upaya serius melalui pendidikan sejak dini yang mampu meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia agar memiliki kesadaran akan potensi diri dan dapat mengembangkannya bagi kebutuhan diri, masyarakat dan bangsa sehingga dapat membentuk masyarakat madani. Pendidikan anak usia dini merupakan hal paling mendasar yang dilakukan sedini mungkin dan dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Menyeluruh, artinya layanan yang diberikan kepada anak mencakup layanan pendidikan, kesehatan dan gizi. Terpadu mengandung arti layanan tidak saja diberikan pada anak usia dini, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat sebagai satu kesatuan layanan.
B. MENGOPTIMALKAN PERAN IBU dalam MINAT ANAK
1. Antara Bakat dan Minat
Bakat merupakan kemampuan bawaan berupa potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Sedangkat minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan.
Seorang anak bisa saja memiliki miniat dan bakat lebih dari satu. Ada anak yang mengetahui dan menemukan minat dan bakatnya. Namun ada juga anak yang tidak menemukan minatnya dan merasa tidak memiliki bakat apa pun. Mengapa bisa terjadi seperti ini ?
Bakat merupakan potensi terpendam yang tersembunyi dalam diri seseorang. Agar bakat dapat muncul, ia perlu digali, ditemukan, dilatih dan dikembangkan. Seorang anak yang merasa tidak memiliki kemampuan apa pun, bisa disebabkan oleh pengasuhan orang tuanya. Seperti yang telah dijelaskan di atas dan pernah kita bahas di edisi-edisi sebelumnya, gaya pengasuhan kita seringkali tidak sengaja menyebabkan konsep diri anak menjadi jatuh.
Banyak orang tua yang menganggap anaknya biasa-biasa saja. Bisa jadi, kita termasuk di dalamnya. Kita tidak memperhatikan minat mereka. Yang terjadi, kita justru sibuk mendaftarkan anak-anak kita dari satu les ke les lain, yang kita inginkan. Niat kita memang baik, ingin anak-anak kita memiliki kemampuan di berbagai hal. Tapi, pernahkah kita bertanya dalam hati, apakah anak kita memang menginginkannya ? Atau jangan-jangan hanya sekedar ‘dendam positif’ diri kita, karena obsesi kita di waktu dulu yang tidak tercapai. Sehingga, kita ingin anak kita yang meneruskannya.
Atau jika bukan karena ‘dendam positif’, kita menjadi orang yang latah terhadap lingkungan sekitar. Misalnya,ketika teman-teman kita mendaftarkan anak-anaknya les menghitung cepat dengan metode yang praktis, kita pun ikut-ikutan meleskan anak kita.
Dampak dari ‘pemaksaan’ minat ini, berakibat buruk bagi anak. Anak merasa jiwanya terkekang, tidak merdeka, karena tak mampu mengembangkan minatnya sendiri. Biasanya, anak akan malas mengikutinya dan mencuri-curi waktu untuk bolos bila tidak ketahuan orang tuanya.
Kondisinya semakin parah, di rumah orang tua me-leskan anak dengan berbagai les. Di sekolah, anak-anak juga di’gebrak’ dengan beban pelajaran yang banyak dan berat. Karena beban kurikiulum yang padat itu dan target-target yang harus dicapai, anak-anak menjadi kurang di’perhatikan’ oleh gurunya. Banyak anak-anak yang tidak tergali minat dan bakatnya. Dan seringkali, penjurusan anak-anak menjadi dipaksakan.
2. Mengembangkan Bakat dan Minat Anak
Kita bisa menemukan bakat anak dari minat atau kesukaan mereka. Jadi pertama yang harus kita lakukan adalah melakukan pengamatan, apa saja yang mereka minati atau sukai. Seringkali mereka menyukai banyak hal. Mungkin, kita menjadi bingung, karena mereka ingin ini ingin itu, tertarik ikut les ini dan les itu. Syukuri hal itu, terlebih dahulu. Jangan kita batasi. Berikan peluang kepada mereka, jika mereka bermaksud mengikuti les tertentu. Namun jangan terlalu banyak me-leskan mereka. Karena mereka jadi tidak fokus. Sesuatu yang tidak fokus, tentu hasilnya kurang baik dan tidak optimal.
Lalu, bagaimana kita bisa mengetahui bahwa yang mereka sukai merupakan minat mereka dan buka hanya sekedar ikut-ikutan teman ? Minat yang tinggi akan bertahan lama. Jika anak kita menyukai sesuatu dan dalam jangka waktu yang lama, maka kita bisa menilai anak kita memiliki minat di bidang tersebut. Dari minat akan berkembang menjadi bakat. Misalnya, anak kita sangat menyukai permainan catur, dan minatnya bertahan lama. Lalu setelah kita les-kan, ternyata ada peningkatan. Maka berarti ia berbakat menjadi pemain catur yang hebat. Jadi, jika minat anak kita setelah dikembangkan ada peningkatan, maka ia berbakat di bidang yang ia minati.
Setelah kita mengetahui minat dan bakat anak kita, maka selanjutnya kita memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan bakat mereka. bagaimana caranya ?
a. Hendaknya kita mengerti tentang perkembangan anak, dari segi kecerdasan, emosi, sosial, fisik, spiritual.
Dengan demikian kita bisa memahami kondisi perkembangan anak kita dan kita mengetahui bagaiamana sebaiknya pengasuhan kita di setiap tahap usia anak.
b. Memahami cara otak bekerja.
Prinsip kerja otak : “Bila hati senang…otak akan menyerap lebih banyak”
Jadi, jangan sekali-kali memaksa anak untuk ikut les tertentu, padahal anak kita tidak menyukainya. Karena, akan sia-sia jadinya. Anak akan terpenjara jiwanya. Dan otaknya tidak menyerap informasi yang masuk dengan optimal.
c. Mengenali minat anak.
d. Mengetahui modalitas belajar.
Kenali gaya belajar anak kita, apa kah lebih banyak visual, auditorial atau kinestetik.
e. Mengetahui apa itu ‘bermain’.
Kita juga bisa melihat apakah anak suka dengan apa yang mereka mainkan, pada saat mereka bermain. Dari sini, kita juga bisa melihat minat dan bakat mereka.
Setelah kita mengetahui minat dan bakat anak kita, teruslah kembangkan dengan memberinya fasilitas dan kesempatan yang mendukungnya untuk meningkatkan bakatnya tersebut. Dan jadikan ia champion di bidang tersebut.
Setiap anak adalah bintang. Allah telah menganugerahi mereka dengan berbagai potensi yang spesial. Potensi atau bakat ini baru akan muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Tugas kita-lah yang harus membantu mereka dalam menemukan setiap bakat istimewa yang terpendam dalam dirinya.
Akui keberadaan dan keunikan mereka
Beri kesempatan kepada mereka untuk meng-eksplorasi bakat dan minatnya
Dukung mereka untuk terus mengasah keistimewaannya
Jadikan mereka champion di bidangnya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan masalah yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
PAUD merupakan hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi anak sedini mungkin dalam membangun masa depan bangsa. Peran orang tua terutama ibu dalam mengembangkan potensi anak tersebut sangat besar dan penting. Maka dari itu perlu sekali untuk mengoptimalkan peran ibu dalam mengembangkan potensi anak tersebut, dapat berupa meningkatkan minat dan bakat anak sedini mungkin.
B. SARAN
Sebagai orang tua terutama untuk seorang ibu dan sebagai guru/calon guru PAUD sangat diperlukan untuk membaca materi seperti yang sudah dibahas sebelumnya untuk mengetahui pentingnya pendidikan anak usia dini dan pentingnya mengoptimalkan peran ibu dalam membangun minat anak. Namun disarankan juga untuk membaca materi dari sumber lainnya agar lebih memahami hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
CHA, Wahyudi dan Damayanti, Dwi Retna. 2005.Program Pendidikan Untuk Anak Usia Dini di Prasekolah Islam. Jakarta: Grasindo.
Isjoni. 2007. Saatnya Pendidikan Kita Bangkit. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anwar dan Ahmad, Arsyad. 2007. Pendidikan Anak Dini Usia. Bandung: Alfabeta.
Tientje, Nurlaila N.Q. Mei dan Iskandar, Yul. 2004. Pendidikan Anak Dini Usia Untuk Mengembangkan Multipel Inteligensi. Jakarta: Dharma Graha Group.
Indrawati, Maya dan Nugroho, Wido. 2006. Mendidik dan Membesarkan Anak Usia Pra-Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Asfandiyar, Andi Yudha. 2009. Kenapa Guru Harus Kreatif?. Jakarta: Mizan Media Utama.
http://paud-usia-dini.blogspot.com/2008/06/pengasuhan-anak.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini
http://c314gpa.multiply.com/journal/item/39/39
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang sangat penting dan kritis dalam hal tumbuh kembang fisik, mental, dan psikososial, yang berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagian besar menentukan hari depan anak. Kelainan atau penyimpangan apapun apabila tidak diintervensi secara dini dengan baik pada saatnya, dan tidak terdeteksi secara nyata mendapatkan perawatan yang bersifat purna yaitu promotif, preventif, dan rehabilitatif akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Sunarwati, 2007).
Pemerintah telah menunjukkan kemauan politiknya dalam membangunan sumber daya manusia sejak dini. Seperti disampaikan Ibu Megawati (wakil presiden pada saat itu) saat membuka Konferensi Pusat I Masa Bakti VII Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia. Beliau menegaskan pentingnya pendidikan anak usia dini dalam konsep pembinaan dan pengembangan anak dihubungkan pembentukan karakter manusia seutuhnya. Lebih jauh lagi beliau menyatakan sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan bagi anak di usia dini merupakan basis penentu pembentukan karakter manusia Indonesia di dalam kehidupan berbangsa.
Pernyataan ini menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting bagi kelangsungan bangsa, dan perlu menjadi perhatian serius dari pemerintah. Pendidikan anak usia dini merupakan strategi pembangunan sumber daya manusia harus dipandang sebagai titik sentral mengingat pembentukan karakter bangsa dan kehandalan SDM ditentukan bagaimana penanaman sejak anak usia dini. Pentingnya pendidikan pada masa ini sehingga sering disebut dengan masa usia emas (the golden age).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pendidikan Anak Usia Dini
a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
b. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
c. Perkembangan Anak Usia Dini
d. Peran orang tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini
e. Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini
2. Mengoptimalkan peran ibu dalam minat anak
a. Antara bakat dan minat
b. Mengembangkan bakat dan minat anak
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Anak Usia Dini beserta pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dalam membangun masa depan bangsa dan bagaimana peranan orang tua mengenai hal tersebut.
2. Untuk mengetahui seberapa besar peran ibu dalam mengoptimalkan minat anak agar dapat mengembangkan potensinya sedini mungkin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Saat ini bidang ilmu pendidikan, psikologi, kedokteran, psikiatri, berkembang dengan sangat pesat. Keadaan itu telah membuka wawasan baru terhadap pemahaman mengenai anak dan mengubah cara perawatan dan pendidikan anak. Setiap anak mempunyai banyak bentuk kecerdasan (Multiple Intelligences) yang menurut Howard Gardner terdapat delapan domain kecerdasan atau intelegensi yang dimiliki semua orang, termasuk anak. Kedelapan domain itu yaitu inteligensi music, kinestetik tubuh, logika matematik, linguistik (verbal), spasial, naturalis, interpersonal dan intrapersonal.
Multiple Intelligences ini perlu digali dan ditumbuh kembangkan dengan cara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan secara optimal potensi-potensi yang dimiliki atas upayanya sendiri (Tientje, 2000).
2. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dalam Membangun Masa Depan Bangsa
Kondisi SDM Indonesia berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh PERC (Political and Economic Risk Consultancy) pada bulan Maret 2002 menunjukkan kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-12, terbawah di kawasan ASEAN yaitu setingkat di bawah Vietnam. Rendahnya kualitas hasil pendidikan ini berdampak terhadap rendahnya kualtias sumber daya manusia Indonesia.
Dalam kondisi seperti ini tentunya sulit bagi bangsa Indonesia untuk mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Pembangunan sumber daya manusia yang dilaksanakan di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan sebagainya, dimulai dengan pengembangan anak usia dini yang mencakup perawatan, pengasuhan dan pendidikan sebagai program utuh dan dilaksanakan secara terpadu. Pemahaman pentingnya pengembangan anak usia dini sebagai langkah dasar bagi pengembangan sumber daya manusia juga telah dilakukan oleh bangsa-bangsa ASEAN lainnya seperti Thailand, Singapura, termasuk negara industry Korea Selatan. Bahkan pelayanan pendidikan anak usia dini di Singapura tergolong paling maju apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Di Indonesia pelaksanaan PAUD masih terkesan ekslusif dan baru menjangkau sebagian kecil masyarakat. Meskipun berbagai program perawatan dan pendidikan bagi anak usia dini usia (0-6 tahun) telah dilaksanakan di Indonesia sejak lama, namun hingga tahun 2000 menunjukkan anak usia 0-6 tahun yang memperoleh layanan perawatan dan pendidikan masih rendah. Data tahun 2001 menunjukkan bahwa dari sekitar 26,2 juta anak usia 0-6 tahun yang telah memperoleh layanan pendidikan dini melalui berbagai program baru sekitar 4,5 juta anak (17%). Kontribusi tertinggi melalui Bina Keluarga Balita (9,5%), Taman Kanak-kanak (6,1%), Raudhatul Atfal (1,5%). Sedangkan melalui penitipan anak dan kelompok bermain kontribusinya masing-masing sangat kecil yaitu sekitar 1% dan 0,24%.
Masih rendahnya layanan pendidikan dan perawatan bagi anak usia dini saat ini antara lain disebabkan masih terbatasnya jumlah lembaga yang memberikan layanan pendidikan dini jika dibanding dengan jumlah anak usia 0-6 tahun yang seharusnya memperoleh layanan tersebut. Berbagai program yang ada baik langsung (melalui Bina Keluarga Balita dan Posyandu) yang telah ditempuh selama ini ternyata belum memberikan layanan secara utuh, belum bersinergi dan belum terintegrasi pelayanannya antara aspek pendidikan, kesehatan dan gizi. Padahal ketiga aspek tersebut sangat menentukan tingkat intelektualitas, kecerdasan dan tumbuh kembang anak.
Pentingnya pendidikan anak usia dini telah menjadi perhatian dunia internasional. Dalam pertemuan Forum Pendidikan Dunia tahun 2000 di Dakar Senegal menghasilkan enam kesepakatan sebagai kerangka aksi pendidikan untuk semua dan salah satu butirnya adalah memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung, Indonesia sebagai salah satu anggota forum tersebut terikat untuk melaksanakan komitmen ini.
Perhatian dunia internasional terhadap urgensi pendidikan anak usia dini diperkuat oleh berbagai penelitian terbaru tentang otak. Pada saat bayi dilahirkan ia sudah dibekali Tuhan dengan struktur otak yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya setelah di luar kandungan. Bayi yang baru lahir memiliki lebih dari 100 milyar neuron dan sekitar satu trilyun sel glia yang berfungsi sebagai perekat serta synap (cabang-cabang neuron) yang akan membentuk bertrilyun-trilyun sambungan antar neuron yang jumlahnya melebihi kebutuhan. Synap ini akan bekerja sampai usia 5-6 tahun. Banyaknya jumlah sambungan tersebut mempengaruhi pembentukan kemampuan otak sepanjang hidupnya. Pertumbuhan jumlah jaringan otak dipengaruhi oleh pengalaman yang didapat anak pada awal-awal tahun kehidupannya, terutama pengalaman yang menyenangkan. Pada fase perkembangan ini akan memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, matematika, keterampilan berpikir, dan pembentukan stabilitas emosional.
Ada empat pertimbangan pokok pentingnya pendidikan anak usia dini, yaitu: (1) menyiapkan tenaga manusia yang berkualitas, (2) mendorong percepatan perputaran ekonomi dan rendahnya biaya sosial karena tingginya produktivitas kerja dan daya tahan, (3) meningkatkan pemerataan dalam kehidupan masyarakat, (4) menolong para orang tua dan anak-anak.
Pendidikan anak usia dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini.
3. Perkembangan Anak Usia Dini
Sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa memberikan pendidikan anak usia dini cukup dilakukan oleh orang dewasa yang tidak memerlukan pengetahuan tentang PAUD. Selain itu juga mereka menganggap PAUD tidak memerlukan profesionalisme. Pandangan tersebut adalah keliru.
Jika PAUD ingin dilakukan di rumah oleh ibu-ibu sendiri, maka ibu-ibu itu perlu belajar dan menambah pengetahuan tentang proses pembelajaran anak, misalnya dengan membaca buku, mengikuti ceramah atau seminar tentang PAUD. Kenyataannya semakin banyak ibu-ibu bekerja di luar rumah, oleh karena itu haruslah orang yang menggantikan peran ibu tersebut memahami proses tumbuh kembang anak.
Pembelajaran pada anak usia dini adalah proses pembelajaran yang dilakukan melalui bermain. Ada lima karakteristik bermain yang esensial dalam hubungan dengan PAUD (Hughes, 1999), yaitu: meningkatkan motivasi, pilihan bebas (sendiri tanpa paksaan), non linier, menyenangkan dan pelaku terlibat secara aktif.
Bila salah satu kriteria bermain tidak terpenuhi misalnya guru mendominasi kelas dengan membuatkan contoh dan diberikan kepada anak maka proses belajar mengajar bukan lagi melalui bermain. Proses belajar mengajar seperti itu membuat guru tidak sensitif terhadap tingkat kesulitan yang dialami masing-masing anak.
Ketidaksensitifan orangtua terhadap kesulitan anak bisa juga terjadi, alasan utama yang dikemukakan biasanya karena kurangnya waktu karena orangtua bekerja di luar rumah.
Memahami perkembangan anak dapat dilakukan melalui interaksi dan interdependensi antara orangtua dan guru yang terus dilakukan agar penggalian potensi kecerdasan anak dapat optimal. Interaksi dilakukan dengan cara guru dan orangtua memahami perkembangan anak dan kemampuan dasar minimal yang perlu dimiliki anak, yaitu musikal, kinestetik tubuh, logika matematika, linguistik, spasial, interpersonal dan intrapersonal, karena pada umumnya semua orang punya tujuh intelegensi itu, tentu bervariasi tingkat skalanya.
4. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Anak adalah perwujudan cinta kasih orang dewasa yang siap atau tidak untuk menjadi orang tua. Memiliki anak, siap atau tidak, mengubah banyak hal dalam kehidupan, dan pada akhirnya mau atau tidak kita dituntut untuk siap menjadi orang tua yang harus dapat mempersiapkan anak-anak kita agar dapat menjalankan kehidupan masa depan mereka dengan baik.
Mengenal, mengetahui, memahami dunia anak memang bukan sesuatu yang mudah. Dunia yang penuh warna-warni, dunia yang segalanya indah, mudah, ceria, penuh cinta, penuh keajaiban dan penuh kejutan. Dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap anak anak namun dalam kepemilikanya banyak bergantung pada peranan orang tua.
Para ahli sependapat bahwa peranan orang tua begitu besar dalam membantu anak-anak agar siap memasuki gerbang kehidupan mereka. Ini berarti bahwa jika berbicara tentang gerbang kehidupan mereka, maka akan membicarakan prospek kehidupan mereka 20-25 tahun mendatang. Pada tahun itulah mereka memasuki kehidupan yang sesungguhnya. Masuk ke dalam kemandirian penuh, masuk ke dalam dunia mereka yang independen yang sudah seharusnya terlepas penuh dari orang tua dimana keputusan-keputusan hidup mereka sudah harus dapat dilakukan sendiri. Disinilah peranan orang tua sudah sangat berkurang dan sebagai orang tua, pada saat itu kita hanya dapat melihat buah hasil didikan kita sekarang, tanpa dapat melakukan perubahan apapun.
Mengapa orang tua perlu meningkatkan intelektualitas anak demi mempersiapkan mereka masuk sekolah? Jawabannya, sekolah saat ini meminta persyaratan yang cukup tinggi dari kualitas seorang siswa. Masih didapat siswa yang masuk SD sudah diperkenalkan dengan berbagai macam pelajaran dan ilmu sejak dini. Anak-anak sudah harus memiliki kreativitas yang tinggi sejak kecil. Oleh sebab itu, anak-anak yang memiliki intelektualitas yang tinggi akan lebih mudah menerima dengan baik semua yang diajarkan. Mereka akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, lebih mudah beradaptasi, lebih mudah menerima hal-hal yang baru, atau intelektualitas anak bisa dikembangkan jauh sebelum mereka masuk ke sekolah. Kondisi seperti itulah yang menempatkan orang tua sebagai guru pertama dan utama bagi anak-anaknya dalam program pendidikan informal yang terjadi di lingkungan keluarga.
5. Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini
Memasuki abad XXI dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Pertama, sebagai akibat dari multi krisis yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian system pendidikan nasional, sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keragaman potensi, kebutuhan daerah, peserta didik, dan mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.
Permasalahannya adalah ketidaksiapan bangsa Indonesia menghadapi ketiga tantangan di atas, disebabkan rendahnya mutu sumber daya manusianya. Untuk menghadapi tantangan itu, diperlukan upaya serius melalui pendidikan sejak dini yang mampu meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia agar memiliki kesadaran akan potensi diri dan dapat mengembangkannya bagi kebutuhan diri, masyarakat dan bangsa sehingga dapat membentuk masyarakat madani. Pendidikan anak usia dini merupakan hal paling mendasar yang dilakukan sedini mungkin dan dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Menyeluruh, artinya layanan yang diberikan kepada anak mencakup layanan pendidikan, kesehatan dan gizi. Terpadu mengandung arti layanan tidak saja diberikan pada anak usia dini, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat sebagai satu kesatuan layanan.
B. MENGOPTIMALKAN PERAN IBU dalam MINAT ANAK
1. Antara Bakat dan Minat
Bakat merupakan kemampuan bawaan berupa potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Sedangkat minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan.
Seorang anak bisa saja memiliki miniat dan bakat lebih dari satu. Ada anak yang mengetahui dan menemukan minat dan bakatnya. Namun ada juga anak yang tidak menemukan minatnya dan merasa tidak memiliki bakat apa pun. Mengapa bisa terjadi seperti ini ?
Bakat merupakan potensi terpendam yang tersembunyi dalam diri seseorang. Agar bakat dapat muncul, ia perlu digali, ditemukan, dilatih dan dikembangkan. Seorang anak yang merasa tidak memiliki kemampuan apa pun, bisa disebabkan oleh pengasuhan orang tuanya. Seperti yang telah dijelaskan di atas dan pernah kita bahas di edisi-edisi sebelumnya, gaya pengasuhan kita seringkali tidak sengaja menyebabkan konsep diri anak menjadi jatuh.
Banyak orang tua yang menganggap anaknya biasa-biasa saja. Bisa jadi, kita termasuk di dalamnya. Kita tidak memperhatikan minat mereka. Yang terjadi, kita justru sibuk mendaftarkan anak-anak kita dari satu les ke les lain, yang kita inginkan. Niat kita memang baik, ingin anak-anak kita memiliki kemampuan di berbagai hal. Tapi, pernahkah kita bertanya dalam hati, apakah anak kita memang menginginkannya ? Atau jangan-jangan hanya sekedar ‘dendam positif’ diri kita, karena obsesi kita di waktu dulu yang tidak tercapai. Sehingga, kita ingin anak kita yang meneruskannya.
Atau jika bukan karena ‘dendam positif’, kita menjadi orang yang latah terhadap lingkungan sekitar. Misalnya,ketika teman-teman kita mendaftarkan anak-anaknya les menghitung cepat dengan metode yang praktis, kita pun ikut-ikutan meleskan anak kita.
Dampak dari ‘pemaksaan’ minat ini, berakibat buruk bagi anak. Anak merasa jiwanya terkekang, tidak merdeka, karena tak mampu mengembangkan minatnya sendiri. Biasanya, anak akan malas mengikutinya dan mencuri-curi waktu untuk bolos bila tidak ketahuan orang tuanya.
Kondisinya semakin parah, di rumah orang tua me-leskan anak dengan berbagai les. Di sekolah, anak-anak juga di’gebrak’ dengan beban pelajaran yang banyak dan berat. Karena beban kurikiulum yang padat itu dan target-target yang harus dicapai, anak-anak menjadi kurang di’perhatikan’ oleh gurunya. Banyak anak-anak yang tidak tergali minat dan bakatnya. Dan seringkali, penjurusan anak-anak menjadi dipaksakan.
2. Mengembangkan Bakat dan Minat Anak
Kita bisa menemukan bakat anak dari minat atau kesukaan mereka. Jadi pertama yang harus kita lakukan adalah melakukan pengamatan, apa saja yang mereka minati atau sukai. Seringkali mereka menyukai banyak hal. Mungkin, kita menjadi bingung, karena mereka ingin ini ingin itu, tertarik ikut les ini dan les itu. Syukuri hal itu, terlebih dahulu. Jangan kita batasi. Berikan peluang kepada mereka, jika mereka bermaksud mengikuti les tertentu. Namun jangan terlalu banyak me-leskan mereka. Karena mereka jadi tidak fokus. Sesuatu yang tidak fokus, tentu hasilnya kurang baik dan tidak optimal.
Lalu, bagaimana kita bisa mengetahui bahwa yang mereka sukai merupakan minat mereka dan buka hanya sekedar ikut-ikutan teman ? Minat yang tinggi akan bertahan lama. Jika anak kita menyukai sesuatu dan dalam jangka waktu yang lama, maka kita bisa menilai anak kita memiliki minat di bidang tersebut. Dari minat akan berkembang menjadi bakat. Misalnya, anak kita sangat menyukai permainan catur, dan minatnya bertahan lama. Lalu setelah kita les-kan, ternyata ada peningkatan. Maka berarti ia berbakat menjadi pemain catur yang hebat. Jadi, jika minat anak kita setelah dikembangkan ada peningkatan, maka ia berbakat di bidang yang ia minati.
Setelah kita mengetahui minat dan bakat anak kita, maka selanjutnya kita memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan bakat mereka. bagaimana caranya ?
a. Hendaknya kita mengerti tentang perkembangan anak, dari segi kecerdasan, emosi, sosial, fisik, spiritual.
Dengan demikian kita bisa memahami kondisi perkembangan anak kita dan kita mengetahui bagaiamana sebaiknya pengasuhan kita di setiap tahap usia anak.
b. Memahami cara otak bekerja.
Prinsip kerja otak : “Bila hati senang…otak akan menyerap lebih banyak”
Jadi, jangan sekali-kali memaksa anak untuk ikut les tertentu, padahal anak kita tidak menyukainya. Karena, akan sia-sia jadinya. Anak akan terpenjara jiwanya. Dan otaknya tidak menyerap informasi yang masuk dengan optimal.
c. Mengenali minat anak.
d. Mengetahui modalitas belajar.
Kenali gaya belajar anak kita, apa kah lebih banyak visual, auditorial atau kinestetik.
e. Mengetahui apa itu ‘bermain’.
Kita juga bisa melihat apakah anak suka dengan apa yang mereka mainkan, pada saat mereka bermain. Dari sini, kita juga bisa melihat minat dan bakat mereka.
Setelah kita mengetahui minat dan bakat anak kita, teruslah kembangkan dengan memberinya fasilitas dan kesempatan yang mendukungnya untuk meningkatkan bakatnya tersebut. Dan jadikan ia champion di bidang tersebut.
Setiap anak adalah bintang. Allah telah menganugerahi mereka dengan berbagai potensi yang spesial. Potensi atau bakat ini baru akan muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Tugas kita-lah yang harus membantu mereka dalam menemukan setiap bakat istimewa yang terpendam dalam dirinya.
Akui keberadaan dan keunikan mereka
Beri kesempatan kepada mereka untuk meng-eksplorasi bakat dan minatnya
Dukung mereka untuk terus mengasah keistimewaannya
Jadikan mereka champion di bidangnya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan masalah yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
PAUD merupakan hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi anak sedini mungkin dalam membangun masa depan bangsa. Peran orang tua terutama ibu dalam mengembangkan potensi anak tersebut sangat besar dan penting. Maka dari itu perlu sekali untuk mengoptimalkan peran ibu dalam mengembangkan potensi anak tersebut, dapat berupa meningkatkan minat dan bakat anak sedini mungkin.
B. SARAN
Sebagai orang tua terutama untuk seorang ibu dan sebagai guru/calon guru PAUD sangat diperlukan untuk membaca materi seperti yang sudah dibahas sebelumnya untuk mengetahui pentingnya pendidikan anak usia dini dan pentingnya mengoptimalkan peran ibu dalam membangun minat anak. Namun disarankan juga untuk membaca materi dari sumber lainnya agar lebih memahami hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
CHA, Wahyudi dan Damayanti, Dwi Retna. 2005.Program Pendidikan Untuk Anak Usia Dini di Prasekolah Islam. Jakarta: Grasindo.
Isjoni. 2007. Saatnya Pendidikan Kita Bangkit. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anwar dan Ahmad, Arsyad. 2007. Pendidikan Anak Dini Usia. Bandung: Alfabeta.
Tientje, Nurlaila N.Q. Mei dan Iskandar, Yul. 2004. Pendidikan Anak Dini Usia Untuk Mengembangkan Multipel Inteligensi. Jakarta: Dharma Graha Group.
Indrawati, Maya dan Nugroho, Wido. 2006. Mendidik dan Membesarkan Anak Usia Pra-Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Asfandiyar, Andi Yudha. 2009. Kenapa Guru Harus Kreatif?. Jakarta: Mizan Media Utama.
http://paud-usia-dini.blogspot.com/2008/06/pengasuhan-anak.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini
http://c314gpa.multiply.com/journal/item/39/39
curhatanku saja
Diposting oleh
nouphi sendirii
di
10.29
Apa yang ada di dalam hati tuh tidak bisa disalahkan. Jauh dilubuk hatiku yang paling dalam, aku menyukainya. Aku mencintainya. Sekeras apapun aku menyangkalnya, tapi itulah kenyataan yang sebenarnya. Sekeras apapun aku berusaha mengakui bahwa yang kucintai adalah orang lain, tapi jauh dilubuk hatiku aku lebih mencintai dia.
Ya Tuhan, bantulah aku tuk membunuh rasa ini. Karena rasa ini adalah HARAM. Dia sudah ada yang memiliki. Begitupun aku. Jangan sampai aku mengulangi kesalahan yang sama tuk kedua kalinya. Jangan sampai aku menduakan hati, selingkuh hati pada obyek yang sama. ingin sekali aku mengetahui isi hatinya. Sejak dulu. Sebelum hatinya dimiliki oleh orang lain. Kita memang dekat namun tak dapat menyelami hatinya. Dia terlalu diam membuatku sulit untuk membacaya. Ibarat kata aku sudah memegang buku untuk dibaca. Tapi aku tak dapat membacanya karena kata-kata yang sulit dicerna yang mungkin disebabkan karena bahasa yang tak aku mengerti.
aku benar-benar ingin mengetahuinya. Bagaimana perasaannya padaku. Jika kutanya, dia hanya menjawab, hanya menganggapku sebagai adik. tapi apakah itu benar? Apakah itu sesuai dengan isi hatinya terdalam? Ya Tuhan, bantu aku tuk melupakannya. bantu aku tuk ikhlas melepasnya. aku mohon ya Tuhann..
arrrgghhh...!!!!
sakit rasanya hati ini
ketika kusadar kau sudah ada yang memiliki
salahku yang selalu berharap ada hal lain dari sikapmu padaku
dari kebaikanmu padaku
dari senyum yang selalu kau berikan di hadapanku
berharap ada rasa lain di balik itu semua
ternyata aku salah
kau tetap menganggapku sebagai ADIK
aku ingin lebih
tapi ternyata perasaan kita tak sama
SALAHKU yang pernah berkhianat
aku telah menduakan hati ini di saat aku dimiliki
SALAHKU yang telah mempermainkamu
hingga kau membuatku sakit
SALAHKU yang terlalu egois
yang tak ingin kehilangan semuanya
yang selalu ingin memiliki semuanya
hingga akhirnya perlahan satu persatu meninggalkanku
sakit hati ini rasanya
ketika lelaki lain menginginkan hatiku
di saat aku belum mampu melepas hatiku untukmu
apa yang harus aku lakukan?
aku mohon pergilah dari kehidupanku
agar aku mampu membuka hati ini untuk yang lain
pergilah
tinggalkan saja diriku
bersamanya ...
hampa
Diposting oleh
nouphi sendirii
di
10.27
akan kututup hati ini untukmu
akan kubunuh rasa ini kepadamu
akan kuhapus semua kenangan tentangmu
karena aku akan membukanya untuk orang lain
yang lebih mencintaiku
lebih baik dicintai daripada mencintai
karena perasaan cinta dan kasih akan tumbuh seiring berjalannya waktu
terima kasih kau yang pernah mengisi ruang hatiku yang kosong
selamat tinggal masa lalu
selamat datang masa depan
di tahun yang baru bukalah dengan lembaran yang baru pula
kumenantikan hadirmu tuk mengisi kekosongan hati ini lagi
selamat datang cinta
semoga hadirmu mampu menggantikannya
Langganan:
Postingan (Atom)
Blog Archive
Yang punya blog ini ...
- nouphi sendirii
- Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
- saya hanyalah wanita biasa saja
Friends Link
Diberdayakan oleh Blogger.